Sinopsis One Piece 853 menampilkan tertangkapnya Brook oleh Big Mom. Kemunduran dalam upaya penyelamatan Sanji ini dibalas dengan keberhasilan Chopper dan Carrot untuk menarik Pedro ke Dunia Cermin; ketika Pedro tengah bertarung mati-matian melawan Baron Tamago. Sementara itu, Luffy yang sudah lolos dari Dunia Buku, mencari Sanji. Di saat inilah ia bertemu Reiju; dan memahami semuanya. Kini sudah tidak ada penghalang lagi agar Sanji kembali ke Bajak Laut Topi Jerami ...
Cerita One Piece Chapter 853 berjudul 'Not Here/ Koko ja nē/ Tidak Di Sini' dirilis pada 30 Januari 2017. Memang chapter ini ibarat jembatan dari chapter 852 ke 854, sehingga detail cerita sedikit 'kurang'. Namun di chapter ini terdapat informasi penting, yaitu kisah Big Mom tentang Road Poneglyph. Setelah menangkap Brook, dan memastikan sang tengkorak tidak membawa salinan poneglyph itu, Big Mom mulai menceritakan kejadian sebelumnya; bertahun lalu ketika Gol D Roger Sang Raja Bajak Laut mendahuluinya ke Raftel.
Mimpi Big Mom kandas untuk menjadi orang nomor satu, bukan karena Roger mencuri salinan poneglyph miliknya. Tetapi karena Roger memiliki kemampuan untuk mendengar suara semua benda; kemampuan yang sama seperti Luffy. Dengan kemampuan itu, Roger bisa membaca poneglyph yang diambil susah payah oleh Big Mom. Namun kini sang yonko punya strategi lain untuk mencapai Raftel ...
Sementara itu Luffy yang mencari Sanji, bertemu dengan Reiju Vinsmoke yang menceritakan segalanya; termasuk Sanji yang sudah tahu tentang pengkhianatan Pudding, dan rencana pembantaian keluarga Vinsmoke dalam pernikahannya mendatang. Oleh karena itu Luffy sadar, satu-satunya tempat kembali untuknya adalah tempat terakhir kali berpisah dengan Sanji.
Berikut ini versi teks One Piece Chapter 853 yang diambil dari versiteks.com.
Ruang harta, Big Mom telah berhasil menangkap Brook. Mahkluk tulang setinggi lebih dua setengah meter itu terlihat kecil sekali di cengkraman tangan Big Mom.
"Mamamama..."
Big Mom tersenyum-senyum sambil mengelus kepala Brook. "Mahkluk kecil yang imut sekali!! Tubuhmu tulang belulang tetapi bisa hidup, sungguh suatu keajaiban!! Kau juga bertarung dengan gagah berani, Soul King!!"
"Para prajurit keju takut setengah mati padamu, Mamama... Kau benar-benar Soul King, musuh alami mereka... Tapi kau tak akan bisa mengalahkan anak-anak ini... Mereka spesial!!"
Yang Big Mom maksud adalah mereka bertiga: Napoleon si Topi Bajak Laut, Zeus si Awan Petir, dan Prometheus si matahari.
"Mereka memiliki jiwaku.." ucap Big Mom. "Mereka sudah seperti bagian dari diriku sendiri, kau tahu? Level mereka berbeda dari mahkluk dengan jiwa-jiwa biasa!!"
Sementara Brook dicengkram Big Mom, prajurit keju menggeledah pakaian yang Brook pakai. Dan mereka tidak menemukan apa-apa. "Tidak ada apa-apa di balik bajunya, dia belum mencuri apa-apa..."
"Mamamama... Kalau begitu tidak masalah, Soul King!!" Big Mom terus mengelus Brook, seolah dia sudah menjadi boneka kesayangannya atau semacamnya.
"Maaf sudah meragukanmu..." ucap Big Mom, "Tapi mau bagaimana lagi, Tamatebako dan tentu saja salinan poneglif, aku tak bisa membiarkannya dicuri begitu saja. Kalau ada yang mendahuluiku sampai di Raftel lagi, aku akan terlihat seperti orang bodoh, kan? Aku tak akan lengah lagi seperti saat dicuri Roger dulu, tidak akan!!"
"Dia membaca batu itu dengan kemampuan khususnya, kemampuan untuk mendengar segalanya. Aku juga punya senjata rahasia, yang akan memberiku kekuatan yang sama... Kamilah yang selanjutnya akan sampai di Raftel!!"
Seseorang kemudian menghampiri Big Mom, Pudding.
"Mama!!"
"Oh!! Puddingku yang manis!! Tepat sekali, ada urusan apa?? Kekuatan mata ketigamu sudah muncul??"
"Uuuh, Mama, jangan sering-sering membahas itu, darahku campuran, ingat?? Belum tentu aku bisa memperoleh kemampuan seperti itu..." ucap Pudding, dengan wajah imutnya.
"Mamama, maaf maaf!! Tapi tidak salah lagi, darah suku mata tiga mengalir di nadimu..."
Dalam hati Brook sedikit kaget, "Hah... Pudding-san.. Mata tiga?? Ah, tidak bagus, Big Mom tidak boleh tahu kalau kita saling kenal..."
Brook masih belum mengetahui sifat alami Pudding.
Dalam hati Pudding kaget juga melihat Brook.
"Jadi si manusia tulang ada di sini... Yah, tapi dia tertangkap, kurasa semuanya baik-baik saja..."
Pudding pun berkata pada Big Mom, "Mama!! Di sini terlalu ramai, mau pindah ke ruangan lain untuk bicara sebentar??"
"Tentu saja, putriku..."
Lantai 3 Taman Dalam, pertarungan antara Pedro dan Tamago masih terus berlanjut. Prajurit-prajurit Big Mom menyemangati Tamago, "Maju!! Kalahkan dia!! Ayam!!"
Setelah terbelah dua, Tamago berubah menjadi ayam viscount.
"Hiyoko Shishaku!!"
"Perempuan berambut panjang itu sempat lari lewat sini!!" ucap salah satu cermin.
"Oooh cerminnya bicara!!"
"Eh!? Jadi Nami berhasil kabur!? Berarti Luffy bersamanya??"
"Dia bersama Boss Jinbe!!"
"Jinbe!?"
Luffy terus menerobos prajurit Big Mom, sambil berteriak-teriak mencari Sanji, "Sanji!!! Di mana kauuuu!?"
Sementara prajurit terus menghubungi pusat untuk meminta bantuan. Tapi percuma, Luffy menghajar mereka semua. Sampai kemudian Luffy melewati ruang medis tempat Reiju berada, Reiju menarik tangannya dan membawanya masuk.
Reiju lalu menutup pintunya.
Para pengejar yang cukup jauh tidak sadar akan hal itu dan terus mengejar.
"Cepat sekali dia lari!! Ayo terus kejar!! Jangan sampai lolos!!"
Luffy mengingat Reiju..
"Kau... Kakaknya Sanji!? Ada apa!? Aku sedang buru-buru!!"
"Kau mencari Sanji, kan?? Dia baru saja pergi.." ucap Reiju.
"Eeeh!? Ke mana!? Kami sudah ditipu oleh Pudding!! Pudding, calon istri Sanji berkata kalau ia akan membunuhnya!! Aaah...!! Apa kau baik-baik saja!? Kau terluka!!"
Luffy menyadari perban yang melilit paha Reiju.
"Yah, aku baik-baik saja. Dan soal Pudding, Sanji juga sudah tahu itu..."
"Eh!? Dia sudah tahu!?"
"Dia baru saja tahu tadi.."
"Aku sudah berusaha meyakinkannya untuk pergi dari pulau ini, tapi... Sanji khawatir soal sandera yang ada di East Blue dan kalian..." ucap Reiju.
"Sandera!? Pasti maksudnya Baratie, kan!? Aku juga kenal mereka!! Kalau mereka benar-benar dalam bahaya, aku akan pergi ke East Blue dan bertarung!!"
Luffy menjerit, tapi suara perutnya lebih keras lagi.
"Kau... Lapar?"
"T-Tidak!!" Luffy bersikeras, dan Reiju teringat kata-kata Luffy waktu itu. Ia juga mendengarnya, bahwa ia tak akan makan makanan selain masakan Sanji.
"Yah..." Luffy tersenyum, "Dia sudah tahu soal Pudding, kalau dia tidak tertipu berarti bagus, aku sudah melakukan semua yang bisa kulakukan. Baiklah kalau begitu, kakaknya Sanji!! Terima kasih!!"
Luffy berlari menuju jendela.
"Eh!? Kau mau ke mana!? Itu kan...!!"
"Tempat janjiannya bukan di sini!!" Luffy melompat menerobos jendela.
Sanji sedang berada di ruangannya, penuh dengan berbagai pikiran. Soal Baratie, ancaman ayahnya, kata-kata bohong Big Mom, kemudian kenyataan menyakitkan dari Pudding...
Juga bagaimana ia memperlakukan Luffy.
"Aku tak bisa kembali lagi, Luff..." ucap Sanji dalam hati.
Sementara Luffy, ia melompat dan jatuh menghantam rumah warga.
"Sesuatu jatuh dari sana!!" teriak warga.
"Rumahku...!!"
"Eh!? Itu... Manusia!?"
Luffy yang terlihat kelaparan terus berjalan...
"Aku harus menunggu... Di tempat itu..." ucapnya.