Di Chapter 825 One Piece, ada percakapan menarik antara Vito, anggota Bajak Laut Big Mom, dengan Sanji. Vito mengisahkan masa kecilnya yang 'hobi melahap' komik strip di World Economic Times. Komik strip itu sendiri menampilkan tokoh fiktif Sora, Sang Kesatria Samudera. Sora ini demikian tangguh dan menjadi pahlawan Angkatan Laut. Ia dihadapkan dengan musuh utama, Germa 66, yang disebut-sebut sebagai tentara iblis.
Seperti yang sudah jamak diketahui, Pemerintahan Dunia (World Government) dan Angkatan Laut kerap melalukan propaganda untuk dua hal. Yang pertama, menunjukkan kekuatan mereka agar para pemberontak atau bajak laut jerih. Yang kedua, pameran kekuatan itu juga digunakan untuk menciptakan rasa aman kepada rakyat yang menghuni dunia One Piece.
Sebagai contoh, propaganda Angkatan Laut pernah terjadi ketika Gol D. Roger menyerahkan diri. Kala itu berita-berita yang muncul, justru menyebut Sang Raja Bajak Laut tertangkap. Tentu ada perbedaan besar antara menyerahkan diri dan tertangkap. Ketika Gol D. Roger yang luar biasa dicitrakan tertangkap, hal ini dapat menaikkan popularitas Angkatan Laut, menakut-nakuti para bajak laut, dan membuat rakyat merasa Angkatan Laut 'lebih tangguh daripada kenyataan'.
Kemunculan Sora di WE Times pun demikian. Sora sang pahlawan super, memakai seragam khas angkatan laut. Di sayapnya, terdapat lambang Angkatan Laut yang disatukan dengan lambang World Government. Keberhasilan Sora mengalahkan musuh, seperti diungkap Vito, normalnya membuat anak-anak jatuh cinta kepada Sora, dan menjadikan Sora sebagai idola. Dalam satu sisi, propaganda halus pemerintah dunia ini bisa membuat anak-anak tertarik masuk Angkatan Laut, mengidolakan mereka, sekaligus membenci semua hal yang berbau kejahatan, bajak laut, atau Germa 66.
Dalam komik strip WE Times, munculnya Germa 66 bisa saja digunakan Pemerintahan Dunia untuk 'menipu' rakyat di dunia One Piece. Propaganda terselubungnya adalah, ternyata Germa 66 cuma mitos, bukan tentara iblis yang nyata. Banyak rakyat yang percaya hal ini, termasuk Nami ketika pertama kali diceritakan oleh Pekoms tentang Germa 66. Dengan propaganda ini, rakyat akan abai dengan Germa 66 yang sebenarnya, dan tidak akan memiliki rasa takut 'berlebihan' bakal berpapasan dengan Germa 66 ketika berlayar di New World.
Sora sendiri, bertarung melawan Germa 66 dengan bantuan robot yang bisa bertransformasi dan binatang peliharaannya, burung camar. Hal inilah yang kemudian memunculkan pertanyaan, jangan-jangan Sora sendiri bukan tokoh yang sepenuhnya fiktif. Ia bisa saja Jenderal Sengoku di masa muda, yang bisa berubah menjadi Buddha berkat Hito Hito no Mi. Camar yang ada di kepala Sora, mengingatkan kita pada topi burung camar milik Jenderal Sengoku yang salah satu contohnya bisa dilihat dalam Perang Puncak di Marine Ford.
Tapi apakah Sora benar-benar nyata, dan apakah Sora adalah Jenderal Sengoku di masa muda? Eiichiro Oda biasanya punya banyak kejutan, dan jawaban tidak akan semudah itu.
0 komentar